Search This Blog

Saturday, October 27, 2007

FATWA SYEIKHUL ISLAM TENTANG GOLONGAN SYI’AH YANG TELAH DIKALAHKAN

Daripada Ibnu Taimiah:

Beliau berkata: “Diketahui bahwa dahulu di sebuah pantai negeri Syiria terdapat sebuah gunung besar yang dihuni oleh ribuan kaum Syi’ah yang masih senang membunuh dan merampas harta orang. Dahulu pun mereka telah menewaskan banyak orang dan merampok harta mereka. Pada tahun terjadinya perang Ghazan[60] kaum Muslimin menyerbu mereka, sehingga dapat merampas kuda, senjata serta memperoleh tawanan. Mereka ini dijual kepada golongan kafir dan Nashrani di Cyprus. Kaum Muslimin menangkap tentara Syi’ah yang lewat di depan mereka. Kaum Syi’ah ini jauh lebih berbahaya bagi kaum muslimin daripada musuh-musuh yang lain. Sebagian tokoh mereka memanggul bendera Nashrani. Bila dia ditanya, manakah yang lebih baik, kaum Muslimin atau kaum Nashrani? Jawabnya: “Kaum Nashrani!” Dan kalau dia ditanya: “Pada hari kiamat kelak kamu dikumpulkan bersama siapa?” Jawabnya: “Bersama kaum Nashrani.” Kaum Syi’ah inilah yang telah menyerahkan kepada kaum Nashrani sebagian dari negeri-negeri umat Islam.

Walaupun demikian, tatkala sebagian komandan pasukan Islam minta nasehat (kepadaku) tentang peperangan dengan kaum Syi’ah, kemudian aku tulis jawaban singkat berkenaan dengan perang yang mereka lakukan[61]… lalu kami pergi ke perkemahan mereka. Kemudian datanglah kepadaku beberapa orang diantara mereka dan terjadilah tukar pikiran serta perdebatan panjang antara aku dengan mereka. Kemudian tatkala kaum Muslimin berhasil menaklukkan negeri mereka (Syi’ah) dan menangkap sebagian dari mereka, maka saya melarang tentara Islam untuk membunuh mereka, menawan mereka, tetapi kami pindahkan mereka ke berbagai daerah wilayah Islam, agar tidak dapat bersatu kembali.”[62]

(Demikianlah fatwa dari seorang tokoh Ahli Sunnah pada zamannya. Jelaslah, bahwa Ahli Sunnah mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka yang telah dibawa oleh Rasul-Nya. Mereka tidak begitu saja mengkafirkan orang-orang yang berbeda pendapat dengan mereka di dalam mencari kebenaran. Bahkan mereka ini adalah orang yang lebih mengetahui kebenaran dan lebih mengasihi manusia. Hal ini berbeda sekali dengan pengikut hawa nafsu yang suka mengada-ada pendapat dan mengkafirkan siapa saja yang berbeda pendapat dengan mereka dalam mencari kebenaran.[63])

No comments: